Babylon’s Fall: Kisah Kegagalan Epik Sebuah Game Yang Dijanjikan

Babylon’s Fall: Kisah Kegagalan Epik Sebuah Game yang Dijanjikan

Babylon’s Fall, sebuah game aksi role-playing yang sangat dinanti, telah menjadi bahan olokan di dunia game sejak peluncurannya yang mengecewakan pada bulan Maret 2022. Game ini, yang dibuat oleh PlatinumGames yang terkenal dan diterbitkan oleh Square Enix, seharusnya menjadi sebuah mahakarya, namun kenyataannya menjadi salah satu kegagalan terbesar dalam sejarah game.

Ambisi yang Terlalu Tinggi

Babylon’s Fall sejak awal memang memiliki ambisi yang tinggi. Game ini menjanjikan pertempuran hack-and-slash yang intens, sistem rampasan yang kompleks, dan mode multipemain yang disempurnakan. PlatinumGames juga dikenal dengan game action yang terkenal seperti Bayonetta dan NieR: Automata, yang meningkatkan harapan untuk Babylon’s Fall.

Masalah Teknis yang Mengganggu

Namun, saat Babylon’s Fall dirilis, para pemain langsung dihadapkan dengan serangkaian masalah teknis yang parah. Masalah-masalah ini berkisar dari gangguan server yang terus-menerus hingga bug dan crash yang menyebalkan. Server game yang bermasalah terbukti sangat membuat frustrasi, menyebabkan waktu tunggu yang lama dan pemutusan yang tiba-tiba.

Selain itu, game ini juga mengalami banyak masalah dengan kualitas grafis. Meskipun Babylon’s Fall menggunakan mesin game Luminous yang sama dengan Final Fantasy XV, grafiknya terlihat ketinggalan zaman dan kurang detail. Tekstur yang buram, pencahayaan yang datar, dan animasi yang kaku menambah kesan buruk dari game ini.

Gameplay yang Mempersulit

Di luar masalah teknisnya, gameplay Babylon’s Fall juga banyak dikritik. Meskipun game ini bertujuan untuk menjadi aksi RPG yang intens, pertempurannya dinilai membosankan dan berulang. Sistem rampasan juga dianggap terlalu rumit dan tidak memuaskan, membuat pemain merasa frustrasi karena tidak bisa mendapatkan peralatan yang lebih baik.

Yang memperburuk keadaan, mode multipemain game ini juga tidak memuaskan. Meskipun multipemain seharusnya menjadi inti dari pengalaman Babylon’s Fall, namun sulit untuk menemukan pemain untuk bergabung dan sistem pencocokan juga sangat tidak stabil.

Revolusi yang Gagal

Sebelum dirilis, Babylon’s Fall digadang-gadang akan merevolusi genre aksi RPG. Namun, kenyataannya, game ini gagal memenuhi harapan dan tidak memberikan inovasi yang berarti. Gameplaynya yang membosankan, masalah teknis yang parah, dan grafis yang ketinggalan zaman membuat game ini menjadi kekecewaan besar bagi para pemain.

Kegagalan Finansial

Kegagalan Babylon’s Fall juga berdampak buruk bagi keuangan Square Enix. Game ini dilaporkan hanya terjual sekitar 50.000 kopi dalam minggu pertama perilisannya, yang sangat buruk untuk judul AAA dengan anggaran pengembangan yang tinggi. Kegagalan ini memperburuk kinerja keuangan Square Enix, yang sudah tertatih-tatih akibat pandemi COVID-19.

Belajar dari Kegagalan

Babylon’s Fall menjadi pelajaran berharga bagi para pengembang game. Game ini menunjukkan bahwa ambisi yang tinggi tidak selalu menghasilkan kesuksesan, dan bahwa memperhatikan detail teknis dan kebutuhan pemain sangatlah penting. Dari kegagalan Babylon’s Fall, industri game dapat belajar banyak tentang cara menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.

Kesimpulan

Babylon’s Fall adalah kisah kegagalan yang menyedihkan dalam dunia game. Game ini menjanjikan banyak hal, tetapi gagal memenuhi ekspektasi. Masalah teknis yang parah, gameplay yang membosankan, dan grafis yang ketinggalan zaman membuat game ini menjadi kekecewaan besar bagi para pemain. Kegagalan Babylon’s Fall menjadi pengingat bahwa ambisi yang tinggi saja tidak cukup untuk membuat game yang sukses. Perhatian terhadap detail teknis dan kebutuhan pemain adalah kunci untuk menciptakan game yang berkesan dan menyenangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *